Banjir kembali menjadi perbincangan hangat di Indonesia pada awal Maret 2025. Curah hujan tinggi yang melanda berbagai wilayah, dari Jakarta hingga Bogor, telah menyebabkan genangan air, kerusakan infrastruktur, dan mengganggu kehidupan masyarakat. Di tengah situasi ini, sejumlah pejabat tinggi Indonesia, termasuk Presiden Prabowo Subianto, turun langsung ke lapangan, melakukan kunjungan untuk mengecek kondisi, memberikan bantuan, dan mencari solusi. Aksi mereka tak hanya menjadi sorotan media, tetapi juga memicu beragam tanggapan dari masyarakat. Apa saja yang dilakukan para pejabat ini, dan bagaimana respons publik?
Presiden Prabowo Subianto di Bekasi
Presiden Prabowo Subianto menjadi salah satu figur yang mencuri perhatian saat mengunjungi warga terdampak banjir di Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu, 8 Maret 2025. Menggunakan baju safari cokelat dan celana biru dongker, Prabowo tiba sekitar pukul 17.57 WIB dan langsung menyusuri pemukiman yang masih tergenang air hingga di atas mata kaki. Tanpa perahu karet atau pengawalan berlebihan, ia berjalan kaki, berbincang dengan warga, dan menanyakan kebutuhan mendesak mereka. Dalam kunjungan ini, Prabowo juga menyerahkan bantuan makanan untuk berbuka puasa dan bahkan ikut berbuka bersama warga di salah satu rumah dengan suasana sederhana. "Kita harus pastikan bantuan sampai dan infrastruktur diperbaiki," ujarnya, sembari memerintahkan Kementerian PUPR untuk segera memperbaiki tata ruang di wilayah tersebut. Aksi ini menuai pujian di media sosial karena dianggap tulus, meski sebagian tetap mempertanyakan solusi jangka panjang.
Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal di Jakarta Timur
Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, juga tak ketinggalan menyambangi warga terdampak banjir di Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada awal Maret 2025. Cucun memastikan bahwa anggaran bantuan untuk korban banjir tidak dipotong. "Kami ingin memastikan bantuan sampai tepat sasaran," katanya di tengah genangan air yang masih menggenangi permukiman. Kunjungan ini disambut positif oleh sebagian warga, meski ada pula yang menganggapnya sebagai "pencitraan" biasa di musim banjir.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Rencana Normalisasi Sungai
Di ibu kota, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengunjungi sejumlah titik banjir, termasuk kawasan terdampak luapan Kali Ciliwung. Dalam kunjungannya, Pramono menyinggung urgensi normalisasi sungai sebagai solusi jangka panjang. "Kami akan percepat normalisasi Ciliwung dan relokasi warga di bantaran sungai," katanya. Rencana ini menuai pro dan kontra—sebagian warga mendukung, tetapi ada pula yang khawatir relokasi justru menambah masalah baru, seperti kehilangan mata pencaharian.
Gibran Rakabuming Raka di Bekasi
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka juga menjadi sorotan saat menyambangi SMAN 21 Bekasi yang terendam banjir pada 4 Maret 2025. Dengan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa, Gibran berbincang dengan siswa dan guru yang terdampak. "Kita cari solusi agar aktivitas belajar tidak terganggu," ucapnya. Kunjungan ini viral di media sosial, dengan beberapa netizen memuji kepeduliannya, sementara yang lain menyindir, "Datang saat banjir, tapi solusinya kapan?"
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Rapat Empat Kepala Daerah
Di Jawa Barat, Gubernur Dedi Mulyadi mengambil langkah strategis dengan mengumpulkan empat kepala daerah—Wali Kota Bekasi, Bupati Bekasi, Wali Kota Depok, dan Bupati Bogor—untuk membahas penanganan banjir secara terpadu. Rapat ini digelar setelah banjir besar melanda kawasan Puncak dan Jabodetabek. Dedi menyoroti alih fungsi lahan sebagai salah satu penyebab utama, khususnya di kawasan Bogor. "Pembangunan harus diatur ulang agar banjir tak terus berulang," tegasnya. Langkah ini mendapat apresiasi karena menunjukkan koordinasi lintas wilayah, meski banyak yang menanti realisasi nyata dari rapat tersebut.
Menteri Sosial dan PUPR: Bantuan dan Tanggap Darurat
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti juga turun tangan. Gus Ipul mengawal pengiriman bantuan logistik untuk korban banjir di Bekasi, sementara Diana memimpin tanggap darurat dengan mengerahkan perahu karet dan pasokan air bersih. Diana juga menekankan perlunya penataan ulang kawasan Cisarua pasca-banjir bandang yang memutus jembatan dan menyebabkan longsor. "Bantaran hulu Ciliwung harus jadi prioritas," ungkapnya.
Respons Masyarakat: Antara Dukungan dan Kritik
Kunjungan para pejabat, termasuk Presiden Prabowo, tak lepas dari sorotan publik. Di platform X, banyak warga mengapresiasi langkah cepat tanggap. Misalnya, seorang pengguna menulis, "Prabowo nyemplung langsung, gak pake drama perahu, salut!" Namun, tak sedikit pula yang skeptis. Seorang netizen berkomentar, "Tiap tahun banjir, tiap tahun kunjungan. Solusi permanennya mana?" Kritik ini mencerminkan keresahan masyarakat yang menginginkan tindakan konkret, bukan sekadar kunjungan seremonial.
Banjir: Tantangan Berulang yang Butuh Solusi Nyata
Banjir di Indonesia bukanlah hal baru, tetapi intensitasnya yang meningkat belakangan ini—diduga akibat perubahan iklim dan tata ruang yang buruk—menuntut perhatian serius. Kunjungan para pejabat, termasuk Presiden Prabowo, menunjukkan adanya niat untuk bertindak, tetapi tantangannya kini ada pada implementasi. Normalisasi sungai, pengendalian alih fungsi lahan, hingga edukasi masyarakat tentang drainase menjadi pekerjaan rumah yang tak bisa ditunda.
Di tengah banjir yang masih menjadi topik hangat per 8 Maret 2025 ini, aksi pejabat memang penting untuk menjaga moril warga. Namun, seperti kata pepatah, "Bukti lebih baik dari janji." Masyarakat kini menanti, apakah kunjungan ini hanya jadi momen foto atau awal dari perubahan nyata. Bagaimana menurut Anda?
0 Komentar